Lezatnya Ikan Asap Di Warung Annisa88 Mamuju - Sulawesi Barat
BintangBola - Keluar dari gerbang Bandar Udara Tampa Padang, yang terletak di Kampung
Jati,Tampa Padang, Mamuju, Sulawesi Barat, kepulan asap tipis berwarna
putih dari beberapa warung semi permanen menyambut di kanan jalan. Di
sebuah warung bernama Annisa 88, pemilik warung, Nurhasnah, sibuk
menjaga jajaran ikan berbagai jenis di atas bara yang dibuat dari sabut
kelapa. Sesekali, ibu beranak satu ini memercikkan air ke tumpukan sabut
kelapa dan membalik ikan di atas panggangan. Seperti layaknya seorang
petugas pemadam kebakaran, air digunakan untuk memadamkan api. Pasalnya,
di tempat ini, ikan dimasak menggunakan asap panas bukan dengan api.
Walau ikan diasap tanpa menambahkan bumbu apa pun, wangi asap sabut
kelapa ditambah tampilan ikan yang matang sempurna segera saja
membangkitkan selera. Ikan yang tersedia di warung Annisa 88 bisa
dibilang sesuai musim, sehingga bisa jadi tidak ada jenis ikan tertentu
di warung ini. Ikan segar yang berlimpah di Mamuju membuat harga ikan
terbilang ramah di dompet. Seekor ikan tuna asap berukuran sekitar 30 cm
cukup dihargai Rp 25.000 saja. Sementara satu ekor ikan tongkol dengan
panjang sekitar 25 cm dibanderol Rp 10.000.
Dua jenis sambal disediakan Nurhasnah, satu sambal dengan belacan atau
terasi, satu lagi sambal dabu-dabu yang selain pedas juga terasa asam
dan segar. Selain nasi, di tempat ini juga tersaji buras, semacam
lontong tanpa isi yang terbuat dari beras. Ada pula jepa dan gogos. Jepa terbuat dari parutan ubi kayu, kadang juga dibuat dari sagu. Gogos
seperti buras, namun memakai ketan. Kadang disediakan juga sokol ubi
atau puti-puti. Terbuat dari singkong parut ditambah parutan kelapa.
Sebelum dimasak, parutan ubi diperas lalu ditambah garam, kemudian
dikukus sampai matang.
Jepa, berbentuk bulat pipih berwarna putih merupakan salah satu makanan
pokok selain nasi bagi masyarakat setempat. Selain terbuat dari
singkong, jepa kadang dibuat dari sagu. Teknik memasaknya cukup
sederhana dan unik. Adonan jepa dimasak di atas alat masak berbentuk
seperti piring tembikar tanpa menggunakan minyak. Untuk jepa yang
terbuat dari singkong, adonannya ditambah parutan kelapa. Karena terbuat
dari singkong atau sagu, jepa terasa sedikit kenyal. Tidak ada tambahan
bumbu atau garam di dalam adonannya, sehingga jepa terasa hambar jika
disantap begitu saja. Jepa lebih cocok dimakan menggunakan ikan masak.
Ikan masak adalah masakan khas yang menyerupai sup. Ikan yang digunakan
bisa beragam.
Melansir dari halaman Agen Bola, yang menjadikan ikan masak ini unik adalah penggunaan mangga sebagai
sumber asam. Kuahnya tidak kental, melainkan encer dan terasa gurih.
Disantap saat makan siang, di udara yang panas, sungguh terasa pas. Kuah
panas yang pedas dan sedikit asam itu membuat keringat pun mulai
bercucuran. Mangga yang digunakan untuk masakan ini adalah mangga muda,
diiris kecil lalu dijemur selama tiga hari sebelum digunakan. Gurihnya
berasal dari bumbu seperti bawang bombay dan lainnya. Dan minyak yang
digunakan untuk memasak adalah minyak kelapa asli.
Warung yang diwarisi Nurhasnah dari sang ayah ini sudah beroperasi lebih
dari 20 tahun. Nurhasnah sendiri baru mengelola warung ini sejak 2010.
Ikan asap memang menjadi menu utama di warungnya. Ikan sengaja dimasak
menggunakan asap karena memasak ikan dengan asap membuat tampilan ikan
tidak rusak. Hanya sekitar 15-20 menit diasap, daging ikan jadi lebih
kenyal. Setiap hari, Nurhasnah bisa menghabiskan ikan beragam jenis
dengan berat total 50 kilogram. Dari berbagai jenis ikan asap, ikan batu
atau buntut kuning menjadi favorit pelanggan. Harganya pun lebih mahal
karena ikan ini memiliki tekstur daging yang mirip dengan kepiting.
Sebelum dimasak, ikan tidak dikasih bumbu atau garam. Karena bila
dikasih garam justru daging ikan akan jadi keras. Sebelum dimakan, ikan
asap bisa diberi sambal sesuai selera. Kalau kurang pedas, Nurhasnah
bisa membuatkan sambal lombok jeruk.
Satu lagi kelebihan ikan asap adalah lebih awet jika dibawa sebagai
oleh-oleh. Nurhasnah menjamin selalu menggunakan ikan segar demi menjaga
kualitas. Banyak pelanggan membawa ikan asap pulang ke daerah asalnya
seperti Surabaya dan Jakarta. Walau tanpa pengawet, ikan asap bisa tahan
2 hari tanpa perlu masuk kulkas. Rasanya pun tidak berubah. Nurhasnah
juga bercerita, walau warungnya sederhana, pernah disambangi pelanggan
istimewa seperti bupati dan gubernur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar